Diam-diam ada artis Indonesia yang kerap tampil di serial produksi Hollywood. Dialah Tania Gunadi. Wajahnya yang lekat dengan citra oriental jadi berkah. Dia, misalnya, muncul sebagai Allison Wong dalam serial Evem Stevens, yang dibintangi artis Shia LaBeouf.
Tania tak pernah bermimpi menembus Hollywood. Dia mojang kelahiran Bandung, dan masih saja bicara dengan logat Sunda yang kental. Dulunya dia tak begitu fasih berbahasa Inggris. Tapi satu peristiwa dalam hidupnya memberi dia peluang emas.
Suatu kali, selepas SMA di tahun 2000, Tania didaftarkan kakaknya mengikuti undian Green Card Lottery, sebuah kesempatan yang dibuka oleh pemerintah Amerika Serikat bagi warga negara asing. Kakaknya ingin Tania bisa bersekolah ke Amerika, dengan biaya murah. Dan rupanya dia bernasib baik. Tania berhasil lolos dan mendapatkan Green Card itu.
Selain izin tinggal dan mencari nafkah di Amerika, pemilik “kartu hijau” juga dapat fasilitas bersekolah dengan biaya lumayan ringan. “Untuk pemegang Green Card biaya sekolah cukup $5.000 per tahun. Sedangkan international student harus membayar $15.000,” ujar Tania.
Tapi Tania harus bekerja keras. Biaya hidup di Amerika cukup mahal. Ia teringat saat mencari makanan di McDonald’s, ternyata harga burger empat kali lipat lebih mahal dari Indonesia.
“Saat ke Amerika aku hanya bawa bekal US$200, saat itu masih dua juta perak,” dia mengenang.
Tak ada pilihan lain, Tania harus bekerja sambil kuliah untuk bertahan hidup. Padahal, saat di rumahnya di Jakarta, dia tak pernah bekerja berat.
Lalu, bekerjalah Tania sebagai penerima telepon di Pizza Hut. Suatu hari, ia salah menerjemahkan menu pesanan pizza. Tania pun digeser ke bagian dapur, membantu koki. Tapi, karena tak bisa membedakan saus dan sambal, pangkatnya turun menjadi tukang cuci piring.
Kemalangan Tania tak berhenti di situ. Tania tak biasa dengan pekerjaan rumah tangga. Bahkan, mencuci piring pun dia kagok. Akhirnya, dia disorong ke belakang lagi, menjadi juru bersih toilet.
Belajar di sekolah imigran
Bahasa menjadi kendala saat dia awal tinggal di Amerika. Agar lancar berbicara Inggris, sepulang kerja Tania ikut Adult School. Itu sekolah gratis khusus imigran. Sekolah ini memberikan pendidikan bahasa Inggris, dan komputer pada semua imigran tidak mampu, tapi punya keinginan untuk belajar.
“Aku ingat pertama kali di AS, nggak ada orang bule yang ngerti bahasa Inggris aku,” cerita Tania.
Namun, semenjak ia masuk sekolah itu, bahasa Inggris Tania membaik. Perlahan-lahan, dia pun mulai lancar berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.
Diakui Tania, Amerika adalah negara yang menjunjung tinggi pendidikan. Bagi pemegang kartu Green Card, agar dapat bersekolah gratis atau murah, calon siswa hanya perlu menyiapkan surat perpajakan disertai bukti gaji tahunan. Dari situ, mereka akan memberikan murid bantuan keuangan sesuai kondisinya. Kalau penghasilannya kecil, biasanya akan diberikan semacam grant.
Melangkah ke Hollywood
Karier Tania di Hollywood bermula ketika dia diajak rekannya mengikuti audisi Disneyland untuk pembuatan iklan. Menurut rekannya, produser sedang mencari remaja yang ceria. “Mereka cari remaja yang bisa akting dengan ekspresi muka happy dan menjerit-jerit seru naik roller coaster,” ujarnya. Temannya menilai Tania orang yang tepat untuk peran itu.
Awalnya, Tania kurang tertarik. Namun, melirik bayaran yang sekitar US$500 per hari, dia cepat mengangguk setuju. Gaji ini terbilang jauh dari upahnya di restoran makanan cepat saji. Di sana, Tania hanya dibayar US$6 per jam.
Dalam adegan itu, Tania hanya diminta naik roller coaster dan berteriak sekencang-kencangnya. Ketika 12 bintang iklan lainnya menyerah kelelahan, Tania tetap segar bugar.
Iklan yang harusnya diisi banyak orang itu pun akhirnya hanya menampilkan Tania sebagai bintang utama sekaligus figuran. Selama tiga kali pengambilan gambar, Tania mendapat upah US$1.500.
Mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat, Tania sontak bermimpi menjadi aktor sungguhan. Beragam audisi pun dilakoninya untuk bermain dalam film. Tapi logat Sundanya yang medok dan bahasa Inggrisnya yang masih kagok, membuat Tania ditolak banyak produser. Kemapuan aktingnya waktu itu juga masih dangkal.
Tania pun mengajar di sekolah dasar untuk melatih bahasa Inggrisnya. Ia juga mengikuti sekolah akting. Setahun membangun mimpi menjadi aktris, Tania mendapat peran figuran dalam film How Are You.
Nama Tania semakin dikenal sejak ia bermain film serial Disney XD, Aaron Stone, yang diputar selama dua tahun. Tania berperan sebagai Emma Stone, seorang gadis Asia tomboy yang memiliki keahlian komputer. Sejak saat itu karier Tania di industri film Hollywood kian terdongkrak.
Beberapa film yang pernah dibintanginy, antara lain adalah: Boston Public, Even Stevens, Pixel Perfect, Go Figure, It's Always Sunny in Philadelphia, The Inside, Wiener Park, Magic of Ordinary Days, Bob Funk, dan Possession. (kd)
<source = VivaNews>
0 comments:
Post a Comment