Thursday, August 15, 2013

3000 Orang Syahid Dalam 8 Jam

Live Streaming Al-Jazeera:







Hanya dalam waktu tak lebih dari 8 jam, pasukan kemanan dan militer Mesir 'berhasil' membunuh lebih dari 3.000 rakyat Mesir yang menolak upaya kudeta militer dengan penggulingan Presiden Muhammad Mursi. Jumlah demonstran rakyat Mesir yang meninggal itu dikonfirmasi oleh juru bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad dan pihah-pihak rumah sakit setempat, Rabu (14/8).
Juru bicara Ikhwanul Muslimin itu mengatakan, Rabu (14/8), ribuan orang meninggal dalam 8 jam setelah pasukan keamanan Mesir memulai operasi pembersihan demonstran pro Presiden Muhammad Mursi yang telah berkemah di jalan-jalan Kairo sejak presiden Mesir Muhammad Mursi digulingkan oleh rezim militer bulan lalu.
"Dalam 8 jam, sudah terjadi pembantaian massal. Tak ada satupun orang yang mampu menghentikan pembantaian ini, baik di Mesir maupun di dunia. Lebih dari 3000 orang dibunuh dan 10,000 lainnya luka-luka. Biarkan dunia menyaksikannya!" kata Gehad El-Haddad, melalui akun Twitter-nya yang terpantau sekira pukul 18.50 WIB, Rabu (14/8).
“Ini bukan upaya untuk membubarkan, tapi upaya berdarah untuk menghancurkan semua suara oposisi menentang kudeta militer,” tambahnya.
Situasi memanas sejak Rabu pagi waktu setempat (14/8/2013), Al Jazera melaporkan langsung dari Kairo bahwa langit kota itu dipenuhi asap yang membumbung dari Nahda Square – yang kemudian benar-benar dibersihkan – dan ada laporan tembakan gas air mata serta tembakan senapan angin dari lokasi kejadian.
Kementerian Dalam Negeri juga memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan keamanan akan bertindak tegas kepada pengunjuk rasa yang dianggap bertindak “tidak bertanggung jawab” dan mengatakan akan menjamin perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan lokasi perkemahan.
Pada pertengahan pagi, televisi pemerintah melaporkan, pasukan keamanan telah selesai membersihkan Nahda Square. Buldoser juga disiapkan untuk membubarkan tenda-tenda yang dipakai demonstran.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan pasukan keamanan telah mengontrol total atas Nahda Square, dan pasukan polisi telah berhasil menghapus sebagian besar tenda di kawasan itu. Dan pasukan keamanan telah memblokir semua akses ke kamp protes.
Reporter Al Jazeera Rawya Rageh melaporkan dari Kairo, mengatakan bahwa “pertempuran ini jauh lebih besar dari apa yang Anda lihat, termasuk jumlah korban. Ini adalah perjuangan untuk masa depan negara dan sesuatu yang akan menentukan jalannya revolusi Mesir yang telah berlangsung selama dua tahun dari sekarang.”
“Tidak ada yang diharapkan ini menjadi operasi yang mudah. ​​Ini menjadi sangat jelas bahwa kedua belah pihak terlibat dalam pertempuran dalam permainan berbahaya.”
Seruan Turun ke Jalan
Sebagai tanggapan terhadap operasi keamanan, Ikhwanul Muslimin mendesak rakyat Mesir untuk turun ke jalan dalam upaya menghentikan aksi “pembantaian”.
Para penyelenggara protes Rabiah al-Adawiya, di mana beberapa pemimpin Ikhwan ikut di sana, “menyerukan rakyat Mesir untuk turun ke jalan untuk menghentikan pembantaian,” kata Haddad.
Pasukan keamanan juga menyerbu Nasr City dan ada laporan bahwa penembak jitu menembaki demonstran di Rabiah al-Adawiya Square.
Namun pasukan keamanan mengatakan penembak jitu hanya menembakkan gas air mata.
“Banyak orang yang dibunuh sekarang … Apa yang dapat kita harapkan adalah hanya kondisi yang lebih buruk,” kata Laila, anggota Aliansi Anti Kudeta Mesir, sebuah kelompok pro Mursi. “Apa yang terjadi sekarang adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Tanggapan Partai-partai atas Pembantaian
By: Nandang Burhanudin
*****
SYaikh Al-Azhar, "Kami ajak ke forum dialog. Tindakan represif dan anarkisme bukan solusi atas krisis politik." ==> Sayangnya dialog yang dimaksud menutup dan meniadakan keberadaan Ikhwanul Muslimin dan IM dipaksa harus menerima kudeta.
Nadir Bakkar, Jubir Partai An-Nour; "Peristiwa pembantaian ini sudah kami peringatkan sebelumnya! Kami, berlepas diri!" ==> Kalau sudah tahu, kenapa gak diperintahkan As-Sisi untuk tidak melakukannya?
Ketua Partai Muktamar, "Tindakan represif aparat membubarkan demonstrasi, sudah sesuai aturan internasional." Saat ditanya wartawan Al-Jazeera, "Apa standar kelayakannya? Apakah dengan membantai ribuan orang sesuai dengan konvensi internasional?" Ia menjawab, "Saya tahu, Aljazeera selalu sinis!" Ia langsung menutup telponnya.
Amru Khalid, "IM seharusnya mengalah saja, seperti Rasul mengalah dalam perjanjian Hudaibiyah!" Beliau lupa sejarah, bahwa para sahabat Rasul tidak ada yang diancam pulang ke rumah digantung atau dihukum mati. Lain halnya dengan IM, mereka pulang pasti disembelih. Sejarah sudah membuktikannya.
HT, "Dampak demokrasi. Tak ada yang benar. Kami sudah memperingatkan IM jauh-jauh hari."

CATATAN PENTING PEMBANTAIAN TERSADIS SEPANJANG SEJARAH MESIR


Sejak pembantaian massal yang dimulai Rabu pagi jam 06.30 CLT, tanggal 14 Agustus 2013, ada beberapa beberapa catatan penting yang terkait peristiwa ini diantaranya:
- Sampai detik ini, helikopter masih berkeliaran di udara untuk memantau arah kepergian para demonstran damai yang dibubarkan dari Rabea Adawea Square. Berdasarkan rencana, mereka akan membuka lapak baru untuk demonstrasi damai.
- Senjata yang dipakai untuk membantai adalah Gas Air mata yang terlarang di dunia internasional (dari kemasannya, ia berasal dari Israel), pistol, senjata laras panjang, sniper, tank, buldoser dll
- Jumlah syuhada yang berjatuhan di Rabea Adawea Square mencapai angka 4500 syahid dan 15 ribu orang luka-luka. Adapun Di Nahdah Square, jumlah syuhada belum terdeteksi seluruhnya karena korban dibunuh dan dibakar oleh polisi dan syuhada lainnya diculik. Kalaulah dijumlahkan dengan korban yang berada di seluruh penjuru mesir maka jumlahnya diprediksikan sudah menembus angka 6000 syuhada
- Untuk menghilangkan jejak pembantaian yang ada, aliran listrik, internet dan bahkan chanel-chanel yang menyiarkan langsung sempat diputus. Kameramen di tembaki sniper dari atas gedung militer termasuk kameramen Aljazeera. Para syuhada serta korban luka2 termasuk anak2 dan ibu-ibu yang masih hidup berada di RS Darurat di Rabea Square di bakar hidup-hidup. Mereka tidak bisa keluar karena pintu-pintunya dikunci
- Sebagian mayat masih bisa diselamatkan dari pembakaran, namun mereka kebingungan untuk mencari tempat pelariannya karena setiap ruas jalan sudah dijaga ketat aparat.
- Untuk memanipulasi berita, aparat meletakan senjata di perkemahan demonstran Nahdah Square sebelum dibakar, dan mensharenya ke luar agar menjadi opini publik bahwa para demonstran dipersenjatai (teroris). Adapun Rabea Square sebelum tempat tersebut dikuasai mereka mengirimkan 5 ambulance ke dalam lapangan rabea dengan membawa peti senjata berat sebagai upaya mengada-ada bukti bahwa demonstran teroris bersenjata.
- Stadion Kairo menjadi penjara terbuka bagi ribuan para demonstran yang ditangkap aparat. Apa yang akan dilakukan kepada mereka? Kita sendiri belum tahu, hanya ikut mendoakan saja.
- Para analis dan ulama menilai bahwa pembantaian yang berlangsung hari ini belum pernah terjadi di bumi Mesir sebelumnya. Paling biadab
- Pemerintah kudeta sudah mengumumkan adanya darurat militer dan jam malam yang dimulai sejak jam 19.00-06.00 Ltc hari ini sampai waktu yang tidak ditentukan.
- Pemerintah Indonesia belum mengeluarkan sikap resmi berkenaan dengan pembantaian di atas. Yang sudah adalah komisi satu DPR-RI saja. (maaf, saya blm cek kevalidan berita ini, krn sibuk dengan berita Mesir)
Jamaludin Junaedi, Lc. Dipl./sinaimesir

TOKOH SALAFI SYEKH MUHAMMAD HASAN SIAP MENJEMPUT SYAHID UNTUK BELA PRO MURSI

Dua ulama terkemuka Salafi, Syaikh Muhammad Hasan dan Syaikh Muhammad Husain Ya’qub bergabung dengan para pendukung presiden terpilih Mesir Muhammad Mursi di Lapangan Musthafa Mahmud, di distrik kelas atas Muhandisin, Kairo.
“Darah kami akan ditumpahkan sebelum kalian semua,” teriak Syaikh Muhamad Hassan kepada demonstran yang terus berada di alun-alun.
“Kami telah melakukan yang terbaik untuk menghindari pertumpahan darah,” katanya.
“Tapi hari ini, saya bergabung dengan kalian dalam protes damai untuk memberitahu kalian bahwa darah saya akan ditumpahkan sebelum darah kalian.”
Sementara itu, Syaikh Muhammad Hussein Yaq’ub, mengecam pembantaian di Rabi’ah al-Adawiyah Square dan Lapangan An Nahdhah, yang menyebabkan ratusan demonstran tewas dan terluka.
“Aksi duduk tidak akan berakhir, kami akan terus,” katanya.
Di lokasi ini, polisi kembali menyerang demonstran.
Syaikh Muhammad Hasan dilaporkan dirawat karena sesak nafas setelah polisi menembakkan gas air mata.
Sementara itu, Syaikh Dr Muhammad Al ‘Arifi selaku salah seorang anggota Persatuan Ulama Muslimin menyampaikan kecaman pada pelaku pembantaian, sebagaimana dilansir laman FJP.
“Wahai orang-orang yang menyokong pembunuhan dan membakar saudara kami di Mesir, aku bersumpah kepada Tuhan bahwasanya aku menasihatimu: Ingatlah Anda berdiri di antara tangan Allah dalam keadaan takut dan bertelanjangan, dan kamu akan ditanya tentang apa yang telah berlaku (akan ditulis penyaksian mereka dan kamu semua akan ditanya).”
Beliau berkata melalui laman”Twitter, “Wahai saudara kami di Mesir, darah kamu darah kami. Tiada siapa yang merelakan pembunuhanmu dan pembakaranmu kecuali musuh-musuh Islam dan musuh-musuh manusia.”
Ia mendoakan agar korban pembantaian menjadi syuhada’, “Semoga Allah menerima kesyahidan mereka, dan tetapkan pautan hati dikalangan keluarga-keluarga mereka.”(fimadani)
Tokoh Salafi Khalid Syarif : Darah Rakyat Mesir Tertumpah, Dunia Jangan Diam Saja
Tokoh Salafi Khalid Syarif, dalam sambungan teleponnya kepada TV Aljazeera, mengecam sikap Barat dan PBB yang diam melihat kebiadaban militer Mesir yang membunuhi para demonstran di Maidan Rabi’ah Adawiyah.
“Di mana lembaga-lembaga hak asasi manusia dan PBB ketika melihat pembantaian ini dan darah rakyat mesir yang tumpah?” gugat juru bicara Partai El Bina Wa Tanmiyah ini seperti dikutip Hidayatullah.com.
Syarif juga mendesak Syaikhul Azhar Dr. Ahmad Ath-Thayyib untuk mengintervensi langsung agar kekejian terhadap para demonstran dihentikan.
Syarif menegaskan, apa yang dilakukan militer di Rabi’ah Adawiyah sebenarnya adalah upaya menghapuskan eksistensi para aktifis Islam.
“Pembantaian yang terjadi saat ini bertujuan menghapuskan eksistensi para aktivis Islam” tandasnya.
Hingga malam (WIB) ini, ratusan demonstran anti-Kudeta terbunuh dalam serangan militer di Rabi’ah Adawiyah. Rumah sakit darurat di Rabi’ah Adawiyah bahkan menyebut angka 3000 yang telah tewas dan korban luka-luka mencapai 10.000 orang. Rumah sakit tidak bisa lagi melayani pasien disebabkan kehabisan pasokan tabung oksigen dan sejumlah obat-obatan.
Sementara di Maidan Nahdlah, demonstrasi telah dibubarkan aparat dengan paksa, disertai pembakaran hidup-hidup terhadap sejumlah demonstran yang bertahan. [IK/Hdy/bsb]

WAPRES SYIAH MESIR EL BARADEI MUNDUR USAI PEMBANTAIAN

Wakil Presiden pemerintahan kudeta Mesir Muhammad El Baradei menyatakan pengunduran dirinya dalam surat yang ditujukan kepada presiden interim Mesir Adli Manshur, Rabu (14/8/2013).
Pengunduran peraih Nobel Perdamaian yang mendukung kudeta militer ini terjadi tak lama setelah 3000 orang diberitakan tewas setelah polisi membubarkan para pengunjuk rasa pendukung presden terpilih Mesir Muhammad Mursi.
“Saya merasa semakin sulit menanggung beban tanggung jawab atas keputusan yang tidak saya setujui dengan konsekuensi yang saya takutkan,” kata El Baradei, yang pekan ini mengaku sebagai penganut Syiah.
El Baradei menngaku, hati nuraninya tak bisa menerima jatuhnya korban jiwa akibat bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa.
“Sayangnya mereka yang mendapatkan keuntungan dari apa yang terjadi hari ini adalah mereka yang menyerukan kekerasan dan teror, kelompok ekstremis,” tambah dia.(fimadani)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF4Z-ZlMEqa-991Jx0wdHqw5C-AD09oiBOD1BJCl2bB1AisXK8j6XxYUsuVGwF0DezI_aY4tVbteOm395l4l8mxLQQJXhfeCiuIy9WiciaEUpjF_JQI-K3kZ25lN763R3bk35EO4O7CQ/s320/fulul.jpg
Fulul ini Insyaf dan Bergabung di Raba al-Adawiyah
Oleh: Jamaludin Junaedi
KEMARIN malam, tuan rumah datang untuk mengambil bayaran bulanan. Terlihat mukanya yang cape dan kusam. Saya tidak banyak tanya masalah mesir kepadanya, karena sudah tahu dia orang fulul.
Saya tahu dia itu fulul dari ucapannya yang terang-terangan bahwa dia pilih Syafiq dalam pemilu presiden dan dia amat senang dengan dibubarkannya DPR Mesir tahun silam. Alasannya: “Saya muak sama orang berjenggot!”
Setelah mengambil uang, dia permisi.
Saya bertanya: “Mau kemana sekarang?”
Dia jawab: “Mau demo di Raba al-Adawiyah.”
Saya: “Yang benar, Baba? BUkankah Anda fulul (pundi rezim mubarak)?”
Tuan rumah: “Saya sudah berubah.”
Saya: “Kenapa?”
Tuan rumah: “Saya tidak ridha lihat saudara saya dibantai.”
“Masyaallah ya, Baba,” pungkas saya. Terharu.
Hal yang serupa saya dapati dari sikap anak tetangga yang suka bawa anjing kembar besar. Eh, ternyata dia sekeluarga ikut demo. Dan tadi dia ikut bopong demonstran yang cedera.
Semua teman di apartemen geleng-geleng, kok bisa anak ini berubah pikirannya padahal masih smp?
Itulah hikmah dari adanya pembantaian di halaman Markaz paspampres dan monumen Anwar Sadat dulu. Gugurnya para demonstran damai membuat masyarakat terbuka pikirannya padahal media yang mereka konsumsi adalah media pembohong. Mereka mencari kebenaran berita dari saksi mata dan teman-temannya yang bisa dipercaya dan objektif.
Mirip dengan cerita Abu dzar al-Ghifari yang di juluki pencari kebenaran dalam sejarah. Isu media yang berkembang ketika itu adalah bahwa Muhammad orang gila, penyihir, penyair. Namun, setelah melakukan pencarian akhirnya dia sadar bahwa media quraesy tidak benar alias bohong.
Nah, bagaimana dengan hikmah dari pembantaian yang terjadi sekarang ini, dengan angka resmi syuhada 2600 orang dan puluhan ribu luka-luka?
Sepertinya itu akan menjadi bahan bakar untuk menyadarkan masyarakat Mesir untuk melakukan “REVOLUSI ISLAM”.
Dan mudah-mudahan juga teman-teman kita yang pro kudeta bisa terbuka pikirannya. Selamat berjuang kawan. [ip]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhJ2pgFsZlslvGrPbuzAQuXpmo3aC88GrOtAZrQBt_aNmiIVZeuCzZF2t6KmDdMMdzbtN5ABJSlNlwyKBWP7XIJWRA1RVk_yL4rCSVbNFmMlpN26gO8rq3G3mPh8llS0K5-tfA-hPhrA/s1600/Beltagy.jpg
Beltagy Serukan Rakyat Turun Ke Jalan, Karena Fir’aun Sisi akan Merubah Mesir Menjadi Suriah

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Washington sedang mempertimbangkan membatalkan “Bintang Terang” latihan militer bersama dua tahunan dengan Mesir, karena tahun ini, setelah aksi kekerasan terbaru.
Kekerasan berkembang keluar dari kota Kairo, bentrokan terjadi antara pendukung Mursi dan pasukan keamanan  di kota Alexandria, Minya, Assiut, Fayoum dan Suez dan Buhayra dan Beni Suef provinsi.
Para pejabat keamanan senior yang awalnya mengatakan tokoh Ikhwan Mohamed El-Beltagi dan Essam El-Erian telah ditangkap, dan bergabung dengan Mursi dan pemimpin Ikhwan lainnya di penjara, tapi kemudian mengakui mereka belum  ditangkap. Seorang Putri Beltagy yang berusia 17 tahun termasuk  di antara orang yang gugur.
Beltagi memperingatkan konflik akan menjadi  lebih luas, dan mendesak orang-orang untuk turun ke jalan untuk menentang kepala angkatan bersenjata, Firaun Sisi yang menggulingkan Mursi pada 3 Juli.
“Aku bersumpah demi Allah bahwa jika Anda tetap tinggal di rumah Anda, Abdel Fattah al-Sisi akan menghancurkan  negara ini menjadi  Suriah. Abdel Fattah al-Sisi akan mendorong bangsa ini ke perang saudara sehingga ia mati di  tiang gantungan.” seru Beltagy
Sejak Mursi digulingkan, pasukan keamanan telah dua kali membunuh massa  pengunjuk rasa dalam upaya untuk membersihkan pengikut Mursi dari jalanan.
Setelah serangan militer terhadap kamp dimulai, massa demonstran  membacakan ayat-ayat Alquran dan berteriak “Allah d membantu kita! Allah membantu kita!” sementara helikopter melayang i atas mereka dan buldoser lapis baja merangsek tenda tenda dan barikade  pertahanan darurat mereka.
Wartawan Reuters di tempat kejadian melihat polisi bertopeng dengan seragam gelap  dengan tongkat dan gas air mata. Mereka merobohkan tenda dan membakar tenda tenda.
“Mereka menghancurkan  kami. Polisi dan tentara menembakkan gas air mata pada anak-anak kami ,” kata Saleh Abdulaziz, 39 tahun, seorang guru sekolah menengah sambil menggenggam luka berdarah di kepalanya.(eramuslim)
<source 1= Click Here>
<source 2= Click Here>





0 comments: