Namun, sampai saat ini, mereka dilaporkan masih saling serang.
VIVAnews - Komunitas hacker atau peretas Gray Hat Community dari Bangladesh menyerukan damai terhadap komunitas peretas di Indonesia.
Secara terbuka, para peretas yang menamakan dirinya BD Gray Hat Hacker menuliskan kesepakatan damai yang ditempuh oleh Komunitas Besar Hacker di Indonesia, yakni Indonesia Fighter Cyber (IFC).
Secara terbuka, para peretas yang menamakan dirinya BD Gray Hat Hacker menuliskan kesepakatan damai yang ditempuh oleh Komunitas Besar Hacker di Indonesia, yakni Indonesia Fighter Cyber (IFC).
Saat ini, admin komunitas hacker dari Bangladesh secara tertulis membuat kesepakatan damai untuk komunitas hacker Indonesia.
Berikut keterangan Siyam Rotating Rotor Hasam alias Rotating Rotor kepada IFC:
Berikut keterangan Siyam Rotating Rotor Hasam alias Rotating Rotor kepada IFC:
Assalamu Alaikum,,,First of all take my greetings of Ramadan...
As you all know we are in a cyber war with the Hacker's of your country..You guys only knew that we are defacing your countries sites..You guys are muslims & we also...Basically we BD Grey Hat Hackers doesnt deface BD sites and muslim countries sites...
Now you can ask if we dont deface muslims sites then why we are attacking Indonesian sites...???
Believe me,, "WE ARE FORCED TO DO SO BY YOUR HACKING TEAMS "...
This is not the first time..Your Hacking teams wanted war with us several times before. But we showed too much patience.We also told them we dont want war with muslim's... They even replied,"Thats not the matter of religion"...Now you judge...
This war started when your hackers are continuously using slang on us..They deleted all the Hacking tutorials on our group and wrote slang... but we didnt attacked..
4-5 Indonesian team unitedly started attaking suddenly on us as well as our cyberspace.. but we didnt attacked..
When we saw they are not stopping then we have started attacking.. We can consider our prestige,but we cant consider our countries prestige...
We are getting thousand requests from many Indonesian's to stop the attack..We feel hurt after seeing this.. We decided to stop...But before posting the statement..Indo Hackers defaced our sites again...Then we changed our mind and continue to attack..
I already gave proof that we can attack your cyberspace with malwares and viruses...but we didnt...cause you are muslims...
Im sorry..Right now we are just only defacing...If your Hackers didnt stop we are going to inject malwares and viruses to all of your e-commerce sites and destroy your e-commerce system...
We already gain access to many of your servers, We just observing your Hackers activities...
Believe me..I swear..We have the capabilities to continue this war for minimum 6 months...We got access to your unlimited servers...
Now, I request all of you..Not to send msg's to us... Ask your Hackers to shut their mouth...Then everything will be fine...
We will stop,When your Hackers will stop...
We have some simple demands....We will let you know soon...
Thanks...
Rotating Rotor
Admin
Bangladesh Grey Hat Hackers..
Sementara komunitas peretas asal Indonesia, IFC pun melalui adminnya mengaku telah membuat kesepakatan damai dengan Rotating Rotor. "Kami sudah melakukan komunikasi dengan Rotator, dan dia setuju untuk damai," kata Adi, alias M2404, admin dari IFC, padaVIVAnews, tadi malam, 30 Juli 2012.
Adi menuturkan, IFC terdiri dari beberapa komunitas hacker di Indonesia. Dan, IFC juga telah memberitahukan kepada kelompok peretas di Indonesia agar menghentikan serangan DDoS(distributed denial of service) ke Bangladesh.
"Tapi, jika mereka tidak setuju, kami akan terus melancarkan DDoS ke Bangladesh" kata Adi.
Untuk diketahui, jenis serangan DDoS bekerja dengan membanjiri lalu lintas server sehingga memacetkan pesan masuk. Kondisi ini membuat jaringan komputer melambat, padat, karena banyaknya trafik yang masuk. Dalam skala besar, serangan ini kerap memberikan merusak jaringan perbankan, finansial, dan telekomunikasi.
Adi menuturkan, IFC terdiri dari beberapa komunitas hacker di Indonesia. Dan, IFC juga telah memberitahukan kepada kelompok peretas di Indonesia agar menghentikan serangan DDoS(distributed denial of service) ke Bangladesh.
"Tapi, jika mereka tidak setuju, kami akan terus melancarkan DDoS ke Bangladesh" kata Adi.
Untuk diketahui, jenis serangan DDoS bekerja dengan membanjiri lalu lintas server sehingga memacetkan pesan masuk. Kondisi ini membuat jaringan komputer melambat, padat, karena banyaknya trafik yang masuk. Dalam skala besar, serangan ini kerap memberikan merusak jaringan perbankan, finansial, dan telekomunikasi.
Pernah Damai
Adi menjelaskan, sebelum terjadi perang dunia maya pada Minggu 28 Juli 2013 silam, upaya damai sempat ditempuh para anggota IFC dan disetujui oleh admin mereka, yakni Rotating Rotor. Namun, ada peretas Bangladesh yang ingkar dengan kesepakatan yang telah dibuat itu.
"Jalan kami bukan deface atau meretas situs mereka, tapi melancarkan serangan terbesar dengan cara DDoS, jika kesepakatan hari ini mereka ingkari lagi," ujarnya.
Secara terpisah, komunitas lain dari Bangladesh muncul. Mereka menamakan dirinya BD Black Hat Hacker. Salah satu anggotanya, Scripted Haxor, mengklaim pada VIVAnews telah meretas 10 situs asal Indonesia.
"Hi bro, we are not BD Gray Hat Hacker, but BD BLACK Hat Hacker. Remember, not Gray, but we are Black," kata Scripted.
Menurut Scripted, saat ini memang pihaknya akan terus melancarkan serangan, dan itu juga untuk memperingatkan bagi pemilik situs yang tingkat keamanannya rendah.
"Untuk sementara kami akan memberikan pesan jejak kami terhadap situs-situs yang rentan, dan kami tak akan berhenti," ujar Scripted.
Scripted menjelaskan pada, aksi ini merupakan reaksi dari situs Kepresidenan Bangladesh yang dihantam serangan DDoS asal Indonesia.
"Bangabhaban.gov.bd, itu situs kepresidenan, dihantam oleh peretas asal Indonesia. Kami semakin berang saat DDoS juga menghantam bangladesh.gov.bd," katanya.
Menurut pengamatan VIVAnews, perang siber antara indonesia dan Bangladesh masih berlangsung sampai saat ini, kedua pihak masih melancarkan serangan. Di dalam arsip data ZONE-H.org, tercatat ada ratusan situs Indonesia diretas peretas Bangladesh.
Adi menjelaskan, sebelum terjadi perang dunia maya pada Minggu 28 Juli 2013 silam, upaya damai sempat ditempuh para anggota IFC dan disetujui oleh admin mereka, yakni Rotating Rotor. Namun, ada peretas Bangladesh yang ingkar dengan kesepakatan yang telah dibuat itu.
"Jalan kami bukan deface atau meretas situs mereka, tapi melancarkan serangan terbesar dengan cara DDoS, jika kesepakatan hari ini mereka ingkari lagi," ujarnya.
Secara terpisah, komunitas lain dari Bangladesh muncul. Mereka menamakan dirinya BD Black Hat Hacker. Salah satu anggotanya, Scripted Haxor, mengklaim pada VIVAnews telah meretas 10 situs asal Indonesia.
"Hi bro, we are not BD Gray Hat Hacker, but BD BLACK Hat Hacker. Remember, not Gray, but we are Black," kata Scripted.
Menurut Scripted, saat ini memang pihaknya akan terus melancarkan serangan, dan itu juga untuk memperingatkan bagi pemilik situs yang tingkat keamanannya rendah.
"Untuk sementara kami akan memberikan pesan jejak kami terhadap situs-situs yang rentan, dan kami tak akan berhenti," ujar Scripted.
Scripted menjelaskan pada, aksi ini merupakan reaksi dari situs Kepresidenan Bangladesh yang dihantam serangan DDoS asal Indonesia.
"Bangabhaban.gov.bd, itu situs kepresidenan, dihantam oleh peretas asal Indonesia. Kami semakin berang saat DDoS juga menghantam bangladesh.gov.bd," katanya.
Menurut pengamatan VIVAnews, perang siber antara indonesia dan Bangladesh masih berlangsung sampai saat ini, kedua pihak masih melancarkan serangan. Di dalam arsip data ZONE-H.org, tercatat ada ratusan situs Indonesia diretas peretas Bangladesh.
<source = vivanews>
0 comments:
Post a Comment